PETANI TEBU BLORA MENJERIT KARENA PT GMM HENTIKAN PROSES GILING 2025

Natapatinews.com
Blora – Pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora Jawa Tengah berkomitmen dan bertekad bulat memperjuangkan nasib petani tebu agar kesejahteraannya meningkat.

Terlebih lagi atas desakan serta jeritan arus bawah berkaitan dengan penutupan sepihak musim giling tebu 2025 oleh pihak managemen PT. GMM Bulog pada Rabu ( 24/09/2025 ).

“Menyikapi situasi itu maka, Senin Wage 29 September 2025, kami telah memutuskan untuk berkirim surat, wadul atau curhat kepada Ketua DPRD Kabupaten Blora guna mendapatkan solusi terbaik atas persoalan yang saat ini sedang melilit para petani tebu, yang tebunya belum tertebang,” terang Ketua APTRI Blora Drs. H. Sunoto, Senin (29/09/2025).

Gayung bersambut, surat dari APTRI secepatnya direspon oleh Ketua DPRD Blora H.Mustopa, S.Pd.I., yang intinya akan digelar audiensi antara pengurus APTRI dengan Ketua DPRD, hari Rabu 1 Oktober 2025 jam 13.00 WIB.

Dengan menghadirkan berbagai pihak terkait di antaranya, Ketua HKTI HM. Kusnanto, SH, mantan Ketua DPRD dan petani tebu lebih dari 50 orang.

Ketua DPRD Blora sendiri ternyata juga kena dampak langsung dari penutupan giling tebu 2025, karena tebu miliknya sendiri yang luasnya lebih dari 15 ha belum tertebang, sehingga dirinya juga akan berjuang gas pol pada saat audiensi agar bisa mendapatkan solusi terbaik yang menguntungkan bagi para petani tebu di bumi Blora Mustika.

Menurut laporan dari Direktur operasional PT. GMM Bulog Krisna Murtiyanto, penutupan giling tebu tahun 2025 karena terjadinya kerusakan boiler.

Untuk di ketahui, luas lahan tebu yang belum tertebang kurang lebih mencapai 1.100 ha dan di prediksi apabila tebu tidak tertebang nilai kerugian petani mencapai kurang lebih Rp.55 miliar.

Ketua APTRI Blora Sunoto menjelaskan, langkah pengurus APTRI mengirim surat untuk mengadakan audensi dengan Ketua DPRD Kabupaten Blora, sebenarnya sebagai tindak lanjut dari hasil pertemuan dengan Bupati Blora pada Kamis 25 September 2025, yang salah satu hasilnya agar pihak PT. GMM Bulog segera mencari solusi untuk mengatasi penebangan tebu milik petani yang saat ini belum tertebang.

Namun realitanya, sampai saat surat dikirimkan belum ada langkah konkrit untuk mengatasi hal tersebut.

Bahkan informasi dari Drs. H.Sunoto selaku ketua APTRI, dirinya belum pernah diajak bicara sama sekali oleh pihak PT. GMM Bulog untuk mengatasi tebu yang belum tertebang.

“Apalagi saat ini curah hujan masih cukup tinggi, sehingga tingkat kesulitan untuk melaksanakan penebangan tebu semakin terkendala,” ungkapnya.

sedangkan sekretaris APTRI Anton Sudibdyo, yang juga mantan anggota DPRD dan Petani Jangkar, yang dulu berjuang mati-matian untuk mewujudkan berdirinya Pabrik Gula GMM dieranya Direktur Utama Lie Kama Jaya, yang sangat peduli dengan petani tebu dan selalu di dengar aspirasinya.

Menurutnya, sejak di kelola oleh PT. GMM Bulog, petani tebu belum pernah mendapatkan pembinaan dan selalu dirugikan, selain karena mesin pabrik sering rusak, harga pembelian tebu juga kurang bersaing dengan harga tebu dari pabrik gula diluar kabupaten Blora.(red)

0/Post a Comment/Comments